Suasana penuh khidmat terlihat dari perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh keluarga besar Rumah Tahanan Negara (Rutan) Kelas IIB Masohi, Sabtu (21/10). Berlokasi diruang aula Rutan, acara ini dihadiri oleh seluruh Pejabat Struktural, Pegawai dan WBP baik yang beragama Muslim maupun Kristen, dan turut hadir juga Penceramah dari Kementerian Agama, Kabupaten Maluku Tengah, Kota Masohi serta adik-adik dari seni gambus pemuda Kapok. Maulid Nabi Muhammad SAW yang diselenggarakan oleh keluarga besar Rutan Masohi diawali dengan pembacaan Ayat-ayat suci Alqur’an oleh perwakilan WBP yakni dari Imam Masjid Darusalam kemudian dilanjutkan dengan Pembacaan Sholawat Nabi Muhammad SAW oleh Pegawai maupun Dharma Wanita.
Yusuf Mukharom (Kepala Rutan) dalam sambutannya mengapresiasi dan salut dengan kebersamaan yang ditunjukkan oleh seluruh Pegawai dan WBP Islam maupun Kristen. Diakuinya, selama Ia bertugas di Rutan Masohi kegiatan – kegiatan bernuansa Islamiah seperti Idul Fitri, Idul Adha bahkan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW bukan hanya orang Islam yang merayakan tapi juga orang Kristen turut merayakannya. “Momentum-momentum seperti ini yang sangat luar biasa terlihat dari basudara Islam maupun Kristen. Saya orang luar, tapi saya kagum dengan sikap toleransi umat beragama yang begitu nyata dirasakan oleh kita semua di Rutan Masohi. Semangat persatuan, persaudaraan harus tetap kita pelihara sampai kapanpun, ” ungkapnya.
Ia berharap dengan semangat keberagaman dan toleransi dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan selalu dapat ditunjukkan oleh semua orang dan dapat menjadi teladan bagi yang lainnya bahkan di Indonesia tentang arti pentingnya menjaga kerukunan antar umat beragama.
Orang nomor satu di Rutan Masohi ini mengajak seluruh Jamaah agar dapat memaknai Maulid Nabi Muhammad SAW sebagai peringatan kebesaran dan keteladanan Nabi serta momentum penyemangat untuk menyatukan semangat dan gairah ke-Islaman. “Mari kita semua sebagai umat Muslim menaikkan rasa syukur karena Nabi besar Muhammad SAW telah lahir ke dunia dan menyebarkan suri tauladan yang baik untuk kita semua. Semasa hidupnya, Rasulullah tidak pernah menyerah untuk menjadi teladan yang baik bagi umat-Nya. Beliau bersama para sahabatnya senantiasa mengajarkan bahwa Islam merupakan Agama yang menyebarkan kebaikan bagi pemelukNya, ” ujar Yusuf.
Senada disampaikan Penceramah dari Kementerian Agama, bahwa Maulid Nabi Besar Muhammad SAW merupakan momentum dimana sebagai umat Muslim harus memaknainya dalam setiap kehidupan. Makna sebenarnya dari Maulid sendiri adalah mencakup beberapa hal diantaranya bermakna rasa Syukur atas kehadiran Beliau yang sudah menjadi Teladan baik bagi Umat Muslim, kemudian yang kedua maulid menjadi momentum untuk kita mengingat kembali perjuangan Nabi Muhammad, ketiga sebagai tempat untuk berzikir dan berdoa. “Mari kita mengumandangkan Shalawat kepada Rasulullah SAW sehingga Beliau mendapatkan syafaat di akhirat kelak. Karena dalam Hadits Tirmidzi
أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً
Artinya orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku kelak adalah orang yang paling banyak bershalawat kepadaku, ” kata Penceramah dari Kementerian Agama tersebut.
Lanjutnya, untuk makna yang berikutnya adalah sebagai bentuk Syiar Islam yaitu sebagai salah satu bentuk dakwah dan menguatkan Aqidah umat Islam. Selain itu Syiar Islam juga memiliki nilai sosial yang datang dari berbagai pesan baik bersholawat bersama atau memuliakan tamu yang datang ke perkumpulan dengan hidangan yang disajikan.
Baca juga:
Dear Jemaah, Ini Tiga Tanda Kemabruran Haji
|